Cek Data: Prabowo Sebut RI Tak Perlu Impor BBM, Bagaimana Peluangnya?

Reza Pahlevi
25 September 2023, 10:06
Bakal calon presiden dari partai Gerindra Prabowo Subianto menyampaikan gagasan di UGM, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (19/9/2023). Bicara gagasan yang menghadirkan tiga bakal calon presiden Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subanto tersebut membe
ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/YU
Bakal calon presiden dari partai Gerindra Prabowo Subianto menyampaikan gagasan di UGM, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (19/9/2023).

Bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto yakin Indonesia dapat memenuhi kebutuhan sendiri energi tanpa melakukan impor. Menurutnya, Indonesia sudah mampu menghasilkan bahan bakar minyak (BBM) sendiri yang berasal dari tanaman. 

Kontroversi

Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo saat berbicara di HUT ke-45 Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (FKPPI). “Kita tidak akan impor lagi karena kita mampu menghasilkan. Kita menghasilkan solar dari tanaman dan ini sudah kita buktikan,” kata Ketua Umum Partai Gerindra di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa, 12 September 2023.

Saat menghadiri deklarasi dukungan politik dari Partai Gelora, Prabowo juga menyampai hal serupa. Bahkan dia mengatakan, takkan mengimpor BBM jika terpilih sebagai presiden. Hal ini lantaran Indonesia sudah mampu menghasilkan biodiesel, yakni BBM jenis solar yang terbuat dari tanaman. 

Di Indonesia, kelapa sawit menjadi tanaman utama yang digunakan untuk memproduksi biodiesel. Prabowo menyebut singkong, sagu, tebu, dan aren yang dapat menjadi sumber biodiesel lain selain sawit. 

“Kita bisa hasilkan diesel solar dari tanaman yang tidak akan habis-habisnya,” kata Prabowo di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Rabu, 2 September 2023.

Faktanya

Indonesia sudah menjadi importir bersih (net importer) minyak sejak 2003. Artinya, Indonesia lebih banyak mengimpor daripada mengekspor minyak. Pada 2021, Indonesia mengimpor minyak mentah dan hasil minyak sebesar US$21,4 miliar sementara ekspornya hanya US$4,8 miliar.

Salah satu penyebab tingginya impor ini adalah konsumsi dalam negeri yang lebih besar dari produksi. Data BP Statistical Review of World Energy menunjukkan, produksi minyak Indonesia hanya 644 ribu barel per hari, sedangkan konsumsi mencapai 1,59 juta barel per hari.

Pada 2015, pemerintah memproyeksikan produksi minyak dapat meningkat dari 825 ribu barel per hari menjadi 1,9 juta barel per hari pada 2025. Namun angkanya justru turun menjadi 600 ribuan barel hari ini.

Pemerintah kembali menetapkan target produksi 1 juta barel per hari pada 2030. Masalahnya produksi sebesar ini pun tetap belum dapat menambal konsumsi. Belum lagi target tersebut diperkirakan sulit tercapai karena produksi saat ini hanya mampu menahan penurunan alamiah dari blok migas tua.

Data menunjukkan ada jarak antara produksi dan konsumsi minyak sebesar 942 juta barel per hari. Blok Rokan, blok migas terbesar Indonesia, memproduksi sekitar 163 ribu barel per hari. Artinya, Indonesia tak perlu lagi mengimpor minyak jika dapat menemukan enam blok baru setara Rokan.

Indonesia pun tidak hanya mengimpor BBM jadi, tetapi juga minyak mentah. Neraca energi Indonesia 2022 menunjukkan Indonesia memproduksi 223,5 juta barel minyak mentah dan mengimpor 104,7 juta barel.

Minyak mentah ini lalu diolah di kilang minyak untuk menjadi BBM. Pada 2022, BBM yang diolah dari kilang minyak domestik mencapai 311,3 juta barel. Jumlah ini belum cukup untuk memenuhi permintaan BBM domestik. Indonesia pun mengimpor BBM sebesar 163,9 juta barel untuk itu.

Biodiesel Menjadi Solusi?

Prabowo menyinggung biodiesel sebagai salah satu solusi Indonesia untuk mandiri energi. Namun, biodiesel menjadi “peluru perak” masalah energi Indonesia masih menemui sejumlah tantangan.

Pertama, biodiesel baru menjadi bahan campuran untuk biosolar yang digunakan mobil berbahan bakar diesel. Saat ini campurannya adalah 30% biodiesel dan 70% solar. Di Indonesia, masih banyak kendaraan berbahan bakar bensin yang dipakai. Ini dapat dilihat dari penjualan bensin yang sedikit lebih banyak dari solar.

Penjualan bensin gabungan dari RON 88, 90, 92, 95, dan 98 tercatat sebesar 35,8 juta kiloliter (kl). Sementara, penjualan solar (CN 48, CN 51, CN 53, dan Biosolar) sebesar 35,4 juta kl. Jikapun biodiesel dapat memenuhi kebutuhan solar, tetapi masih ada kebutuhan bensin sangat besar yang harus disubstitusi.

Kedua, memenuhi kebutuhan solar dengan biodiesel pun belum bisa terpenuhi. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, biodiesel baru menjadi bahan campuran biosolar dan belum menjadi BBM sepenuhnya. Minyak mentah yang digunakan untuk diolah menjadi solar sebagai bahan campuran biosolar juga sebagiannya masih diimpor.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...